Begini Elemen Dasar Desain Interior

Saat membayangkan perihal desain interior, kreativitas dan perhatian pada cermat adalah dua perihal yang langsung muncul di di dalam pikiran. Akan tetapi, tidak cuman ke-2 perihal itu, dunia desain interior pun punya ilmu dan trik-triknya tersendiri.

Para desainer interior profesional kebanyakan ikuti beberapa “aturan tak tertulis” berdasarkan komitmen dan elemen desain interior tertentu.

Dalam praktiknya, tersedia tujuh perihal yang jadi elemen dasar di dalam desain interior. Ketujuh elemen tersebut adalah: ruang, garis, bentuk, pencahayaan, tekstur, dan pola.

Kunci di dalam mendesain sebuah area atau rumah yang estetis adalah menjaga agar keseluruhan elemen tadi mampu seimbang.

Selain mempercantik tampilan sebuah ruangan, mengharmoniskan ketujuh elemen termasuk mampu menambah fungsionalitas ke di dalam setiap ruang. Pertama-tama, seorang desainer interior bakal menilai sebuah ruangan berdasarkan elemen-elemen dasar desain interior ini.

Kemudian, elemen-elemen tersebut bakal digunakan untuk menyamarkan berbagai kekurangan dan menonjolkan berbagai kelebihan berasal dari ruangan tersebut.

Sebagai fondasi berasal dari rancangan area adalah perihal yang paling penting untuk dimengerti dikarenakan kalau Anda mengerti rancangan ruang, Anda mampu manfaatkan apa yang Anda punya sekarang. area yang tersedia di rumah Anda kebanyakan tidak mudah untuk diubah, jadi Anda mesti mampu manfaatkan segala suatu hal yang Anda miliki.

Dalam dunia desain interior, kita punya peluang untuk memaksimalkan tiga dimensi ruang, yakni panjang, lebar, dan tinggi. Tiga dimensi area ini mampu diisi atau dibiarkan kosong, terkait pada apa yang menginginkan Anda dapatkan kalau dilihat berasal dari faktor fungsionalitas dan desain.

Konsultasikan sekarang: jasa interior

Seperti dilansir berasal dari theinteriordesignacademy.com, area mampu dibagi jadi dua kategori: area positif dan negatif. area positif adalah area yang diisi barang-barang, sementara area negatif adalah area kosong (jarak antar benda mampu termasuk disebut sebagai area negatif). Menyeimbangkan ke-2 type area tersebut sangat penting agar tidak terkesan sangat padat dan termasuk tidak sangat polos.

Keseimbangan ini terpengaruh oleh kebutuhan klien pada area atau area tertentu dan fungsionalitas yang dibutuhkannya. Selain itu, Anda termasuk mesti memperhitungkan skala dan ukuran furnitur dan juga objek-objek yang tersedia di di dalam ruangan. Furnitur dan objek-objek lainnya mampu mengakibatkan ruangan muncul lebih besar atau lebih kecil. Contohnya, objek yang tinggi, layaknya rak buku, mampu mengakibatkan ilusi ruangan muncul lebih tinggi.

Berbagai type desain bakal merubah fungsi-fungsi type area tersebut – contohnya, desain minimalis bakal punya lebih banyak area negatif daripada desain eklektik. Tetapi, apa pun rancangan desain yang Anda inginkan, cara Anda manfaatkan dan menyeimbangkan area yang tersedia mampu jadi pembeda antara rancangan desain yang sesuai ekspektasi dan desain yang “berantakan”.

Garis

Garis horizontal, vertikal, dan dinamis mampu menopang membentuk ruangan dan “memandu” pandangan kita. Menciptakan garis manfaatkan furnitur dan objek-objek dan juga desain struktural di di dalam ruangan mampu membentuk harmoni, kesinambungan, dan kontras. Idealnya, desainer interior bakal mengimbuhkan keseimbangan di dalam mencampurkan beberapa type garis terkait pada keinginan klien dan ekspektasi yang menginginkan dicapai.

Garis-garis horizontal yang tersedia pada meja dan permukaan lainnya mengimbuhkan kesan stabil, formal, dan efisien. Desainer interior menyorot garis-garis horizontal untuk mengakibatkan ruangan muncul lebih lebar atau panjang, dan mengarahkan pandangan pada elemen penting pada ruangan. Namun, sangat mengedepankan garis horizontal bakal mengakibatkan ruangan muncul membosankan dan menjemukan. Yang paling penting adalah selalu menjaga agar seluruh elemen seimbang.

Garis vertikal yang dihasilkan berasal dari fitur-fitur ruangan layaknya jendela dan pintu masuk mengimbuhkan kesan bebas dan kokoh. Dalam tingkatan fungsional, mengedepankan garis vertikal mengimbuhkan ilusi ruangan muncul lebih tinggi. Biasanya, garis vertikal diterapkan pada area makan dan kantor. Garis vertikal mesti diterapkan bersama dengan berbagai pertimbangan agar ekspektasi terpenuhi.

Garis-garis dinamis merujuk pada garis diagonal, zigzag, atau lengkungan. Garis-garis tersebut mampu dilihat pada beberapa elemen di di dalam ruangan, layaknya anak tangga, dan mengimbuhkan daya dan juga pergerakan pada struktur ruangan. Dengan kemampuannya menstimulasi pandangan, garis-garis dinamis mampu menangkap perhatian lebih lama. Tetapi, sangat banyak garis dinamis di satu ruangan termasuk mampu jadi mengganggu dan juga mampu mengalahkan Kedatangan garis horizontal dan vertikal.

Bentuk

Yang dimaksud bersama dengan bentuk di sini adalah bentuk fisik berasal dari segala suatu hal yang tersedia di di dalam ruangan yang punya tiga dimensi.  Bentuk kebanyakan terdiri berasal dari bentuk geometris dan natural. Bentuk geometris kebanyakan terkandung pada garis-garis yang menonjol dan sudut-sudut, dan juga muncul layaknya buatan manusia. Sebaliknya, bentuk natural adalah bentuk-bentuk organik yang dibuat oleh alam agar bentuknya lebih asimetris. Bentuk mampu berbentuk objek-objek terbuka atau tertutup.

Hal lain yang mesti dipertimbangkan berasal dari bentuk adalah pembagian dan skala ruangan yang dibandingkan bersama dengan objek di dalamnya. Menambahkan benda-benda bersama dengan bentuk yang serupa bakal mencipatakan harmoni dan keseimbangan, namun mengimbuhkan sangat banyak bentuk yang berbeda bakal jadi membingungkan. Sebuah ruangan bakal muncul lebih nyaman kalau bentuk yang dominan diduplikasikan pada benda-benda kecil di di dalam ruangan tersebut.

Pencahayaan

Baik natural atau buatan, pencahayaan adalah faktor yang sangat penting pada sebuah ruangan. Tanpa pencahayaan, elemen-elemen lain tidak bakal mampu tunjukkan seluruh potensinya. Pencahayaan mampu dibagi jadi beberapa kategori, yakni pencahayaan sesuai fungsinya (task lighting) , pencahayaan untuk aksen (accent lighting), dan pencahayaan untuk menambah keadaan (mood lighting).

Saat memperhitungkan pencahayaan, sangat penting bagi kita untuk memperhitungkan aktivitas-aktivitas yang bakal dilaksanakan di ruangan tersebut. Baik kualitas dan jumlah mesti sangat dinilai di sini. Sebagai contoh, kantor bakal memerlukan pencahayaan yang terang agar para staf mampu memandang bersama dengan mengerti dan cekatan.

Sebaliknya, pencahayaan area tengah mampu diaplikasikan bersama dengan lebih lembut. Anda mampu menempatkan peredup sinar (dimmer) agar Anda mampu menyesuaikan pencahayaan di dalam ruangan sesuai kebutuhan. Cahaya alami termasuk mesti selalu dipertimbangkan. Penempatan pintu, jendela, apalagi cermin mampu menopang pencahayaan alami di di dalam rumah.

Selain fungsional, pencahayaan mampu menyesuaikan keadaan di di dalam ruangan sekaligus mengedepankan warna, garis, dan tekstur. Ditambah lagi, desainer interior yang baik mampu mengerti bahwa lampu hias adalah fitur visual yang mampu menambah nilai estetis di dalam sebuah desain.

Warna

Warna punya ilmunya tersendiri dan merupakan tidak benar satu elemen penting yang mesti dikuasai oleh seorang desainer interior. Warna punya kebolehan untuk membangun suasana, menonjolkan fitur ruangan, dan juga mengimbuhkan ilusi luas ruangan.

Psikologi warna tidak boleh dipandang sebelah mata dan mampu dimaksimalkan oleh desainer interior yang ahli. Warna mampu membangkitkan kenangan dan merubah emosi bersama dengan menstimulasi respons fisik dan psikologis berasal dari tubuh kita. Contohnya, warna hijau dan biru membangkitkan kesan tenang dan sesuai digunakan di di dalam kamar tidur, sementara warna merah mampu mendorong nafsu makan agar lebih sesuai digunakan di dapur.

Saat memperhitungkan warna sebuah ruangan, pertama-tama, acuhkan perihal aktivitas apa yang bakal dilaksanakan pada ruangan tersebut. Kedua, memperhitungkan pencahayaan alami dan artifisial yang bakal merubah warna yang dipilih di sementara siang dan malam hari dikarenakan sinar mampu merubah persepsi warna.

Selanjutnya, memperhitungkan termasuk ukuran ruangan. Desainer interior bakal memilih warna yang lebih cerah di ruangan yang kecil untuk mengimbuhkan ilusi ruangan muncul lebih luas. Warna-warna tua mampu mengimbuhkan dimensi yang kuat untuk area yang luas.

Tekstur

Tekstur merujuk pada permukaan taktil pada sebuah objek. Elemen ini cenderung kerap terlupakan, tetapi memang mampu membawa dimensi yang unik pada ruangan. Seperti halnya mencampurkan warna dan pola, desainer interior bakal mengimbuhkan tekstur pada sebuah ruangan untuk memperdalam kesan yang diberikan. Beberapa macam tekstur yang mampu dipadupadankan adalah glossy, kasar, dan lembut. Tesktur mampu mengimbuhkan cermat dan fokus pada furnitur, aksesori, dan kain yang tersedia di di dalam ruangan agar lebih enak dipandang. Secara umum, tekstur mengimbuhkan perasaan pada ruangan.

Tekstur punya dua bentuk – tekstur visual dan aktual. Tekstur visual merujuk pada tekstur yang mampu dilihat oleh mata. Dengan kata lain, tekstur visual cuma mampu didapatkan oleh seseorang bersama dengan melihatnya. Efek ini kebanyakan mampu ditemukan pada pola-pola yang tersedia di ruangan. Tekstur aktual atau taktil mampu dilihat dan termasuk diraba dan punya karakteristik tiga dimensi. Contohnya, cushion yang empuk dan berwarna-warni.

Umumnya, kalau tersedia suatu hal yang dirasa kurang berasal dari sebuah ruangan, interior desain yang ahli bakal mampu mengerti bahwa yang kurang adalah tekstur. Tekstur punya peran pada setiap benda di di dalam ruangan, agar bakal leih baik kalau kita mampu menyeimbangkan tekstur ruangan jadi berasal dari lantai sampai atap. Penempatan setiap objek dan perbandingannya bersama dengan tekstur objek lain termasuk mampu menonjolkan kontras pada desain akhirnya.

Pola

Pola punya kegunaan yang serupa bersama dengan tekstur untuk menambah daya tarik ruangan. Pola diciptakan berasal dari penggunaan desain yang repetitif dan mampu ditemukan pada wallpaper, furnitur, karpet, dan kain. Pola punya berbagai type layaknya contohnya garis-garis, geometris, organik, motif, dan print.

Saat mengimbuhkan pola, sebaiknya memperhitungkan ukuran dan model ruangan. Jangan sangat banyak mengimbuhkan pola di ruangan yang kecil agar ruangan tidak terkesan berlebihan. Pola termasuk mampu menciptakan garis-garis vertikal dan horizontal yang mampu digunakan untuk menambah kesan luas pada ruangan.

Pola-pola kompleks yang terdiri berasal dari warna dan garis kontras sesuai digunakan pada dinding dan mampu mengakibatkan ruangan muncul lebih hidup. Pola bersama dengan ukuran besar mampu muncul menarik di ruangan yang luas dan mampu jadi suatu hal yang mampu menarik perhatian di di dalam ruangan.

Pola termasuk mampu menggambarkan karakter. Jika Anda menyukai ruangan bersama dengan model tradisional, pola bunga dan organik mungkin sesuai bersama dengan ruangan Anda. Untuk ruangan bersama dengan model kontemporer, pola geometris dan abstrak bakal jadi lebih cocok. Kunci agar penggunaan pola di di dalam ruangan selalu sepadan dan mampu menambah nilai estetis ruangan adalah manfaatkan skema warna yang serupa dan pola yang dipadupadankan tidak lebih berasal dari tiga pola.